Thursday

Hama Penggerek Padi Kuning


Status
Penggerek batang padi terdapat  sepanjang tahun dan menyebar di seluruh Indonesia pada ekosistem padi yang beragam.  Intensitas serangan penggerek batang padi pada tahun 1998 mencapai 20,5% dan luas daerah yang terserang mencapai 151.577 ha. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan membentuk anakan baru.
Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek sampai 30%.  Gejala serangan pada stadia generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang disebut beluk.  Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1,2%. Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat bersamaan dengan stadia tanaman bunting.


Biologi dan Ekologi
Di Indonesia telah dikenal 6 jenis penggerek batang padi, yang terdiri dari 5 jenis famili Pyralidae dan 1 jenis famili Noctuidae. Ke-6 jenis penggerek batang padi tersebut adalah:
Penggerek batang padi kuning, Scirpophaga incertulas (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae)
Penggerek batang padi putih, Scirpophaga innotata (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae)
Penggerek batang padi bergaris, Chilo suppressalis (Walker) (Lepidoptera: (Pyralidae)
Penggerek batang padi kepala hitam, Chilo polychrysus Meyrick (Lepidoptera: Pyralidae)
Penggerek batang padi berkilat, Chilo auricilius Dudgeon (Lepidoptera: Pyralidae)
Penggerek batang padi merah jambu, Sesamia inferens (Walkers) (Lepidoptera: (Noctuidae).
Jenis-jenis penggerek batang padi ini memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi, namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman serta kerusakan yang ditimbulkannya.
Penggerek Batang Padi Kuning
Telur
Jumlah telur  50-150 butir/kelompok
Ditutupi rambut halus berwarna coklat  kekuningan
Diletakkan malam hari (pukul 19.00-22.00) selama 3-5 malam sejak malam pertama
Keperidian 100-600 butir tiap betina
Stadium telur 6-7 hari
Larva
Putih kekuningan sampai kehijauan
Panjang maksimum 25 mm
Stadium larva 28-35 hari
Terdiri  atas 5-7 instar
Pupa
Kekuning-kuningan atau agak putih
Kokon berupa selaput benang berwarna putih
Panjang 12-15 mm
Stadium pupa 6-23 hari
Imago/Ngengat
Ngengat jantan mempunyai bintik-bintik gelap pada sayap depan
Ngengat betina berwarna kuning dengan bintik hitam di bagian tengah sayap depan
Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm 
Ngengat aktif pada malam hari dan tertarik cahaya
Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km
Lama hidup ngengat 5-10 hari dengan siklus hidup 39-58 hari 
Larva keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat pada bagian bawah telur menembus permukaan daun.  Larva yang baru muncul (instar 1) biasanya menuju bagian ujung daun dan menggantung dengan benang halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan jatuh kebagian tanaman lain atau permukaan air.  Larva kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara pelepah dan batang.
Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya dengan cara membuat gulungan ujung daun, menjatuhkan diri ke permukaan air dan memencar ke rumpun yang lain.
Larva instar akhir tinggal di dalam batang sampai stadium pupa.  Sebelum menjadi pupa, larva membuat lubang keluar pada pangkal batang dekat permukaan air atau tanah, yang ditutupi membran tipis untuk jalan keluar setelah menjadi imago.
Karakteristik penggerek batang padi kuning:
Kelompok telur diletakkan pada daun bagian ujung
Hanya seekor larva dalam satu tunas
Pupa berada di dalam pangkal tunas di bawah permukaan tanah
Tanaman inang utama adalah padi dan tanaman padi liar 
Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi kuning di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), varietas padi yang ditanam, dan musuh alami yaitu parasitoid, predator, dan patogen.
Pengendalian
A. Daerah Serangan Endemik
Pengaturan Pola Tanam
Dilakukan penanaman serentak, sehingga tersedianya sumber makanan bagi      penggerek batang padi dapat dibatasi.
Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus siklus hidup hama.
Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan upaya pengumpulan telur penggerek secara masal.
Pengaturan waktu tanam yaitu pada awal musim hujan tanam varietas genjah, dan pada pertengahan musim hujan tanam varietas dalam berumur > 120 hari. 
Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen.  Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati.
Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman.
Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun patogen. 
Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara semprotan.
Pengendalian Secara Kimiawi
Apabila diperlukan sebagai alternatif pada fase vegetatif penggunaan insektisida dapat dilakukan pada saat ditemukan kelompok telur rata-rata >1 kelompok telur/3 m2 atau intensitas serangan rata-rata > 5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif >50% tidak perlu aplikasi insektisida.
Penggunaan insektisida butiran di persemaian dengan dosis 5 kg/500 m2 bila dijumpai kelompok telur (Wasiati A et al., 2002).
Penggunaan Seks Feromon 
Dipakai untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang berdasarkan ngengat yang tertangkap. 
Dapat dipakai untuk menentukan waktu aplikasi insektisida (Bila tangkapan feromon sebanyak 100 ekor/minggu).
Dapat dipakai untuk pengendalian penggerek batang padi putih yaitu dengan cara mass trapping (penangkapan masal):  9-16 perangkap/ha. 
B.  Daerah Serangan Sporadik
Cara pengendalian selain menggunakan insektisida yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan setempat. 
Penyemprotan dengan insektisida berdasarkan hasil pengamatan, yaitu apabila ditemukan rata-rata > 1 kelompok telur/3 m2  atau intensitas serangan penggerek     batang padi (sundep) rata-rata > 5% dan beluk rata-rata 10 % selambat-lambatnya tiga minggu sebelum panen. rata-rata 10 % selambat-lambatnya tiga minggu sebelum panen.
Informasi lainnya
Sebagai tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang padi, memantau fluktuasi populasi penggerek batang perlu dilakukan secara rutin.  Untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang ada di dalam areal pertanaman padi dapat menggunakan seks feromon. Sementara untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang berasal dari migrasi dari luar daerah dapat menggunakan light trap (perangkap cahaya).

No comments:

Translate