LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN HAYATI DAN PENGELOLAAN HABITAT
PENGAMATAN PERILAKU DAN PEMBIAKAN PARASITOID
Oleh:
Addmas K
Miranti Sasmita
Dian Novitasari
M Rido Rasyid
Ade Azis Kusnaya
Dosen:
Asisten:
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak upaya yang dilakukan organisme dalam mempertahankan hidupnya yaitu salah satunya dengan mengeluarkan metabolit sekunder. Hasil eksresi berupa metabolit sekunder ini merupakan senyawa yang tidak esensial lagi bagi pertumbuhan organisme, tetapi senyawa ini berguna bagi organisme dalam mempertahankan hidupnya pada kondisi yang tidak menguntungkan. Metabolit sekunder yang dimilki oleh patogen sangat merugikan bagi tanaman inang, contohnya pada benih dimana senyawa metabolit sekunder ini dapat menurunkan viabilitas benih dalam melakukan perkencambahan, sehinnga benih tidak dapat berkecambah dan mengalami kematian. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hasil produksi yang dapat menimbulkan kerugian.Trichogrammatids are the common group of egg parasitoid used for biological control and parasitoid modelling across the world. The genus Trichogramma are the most studied and successful taxa used in biological control programs (Li, 1994). They have been used in more than 30 million ha worldwide to control lepidopteran pests in agriculture and forestry (Hassan, 1988; Li, 1994). Many species of Trichogrammatidae (Hymenoptera) are known to attack various lepidopteran host species on various agricultural crops (Alba, 1988). The Trichogrammatids also attack eggs of Hymenoptera, Neuroptera, Diptera and Hemiptera (Nagarkatti and Nagaraja, 1977), Coleoptera and Megaloptera (Clausen, 1940). Today, those parasitoids are reared usually under laboratory conditions using alternative Lepidopteran hosts (Hassan, 1993; Housewear et al., 1983; Herlinda, 1995; Van Bergeijk et al.,1989).
In Indonesia, the evaluation of Trichogramma and Trichogrammatoidea as biological control agents have been conducted through many studies (Nurindah et al., 1993; Herlinda, 1995; Marwoto and Supriyatin, 1999, Marwoto and Saleh 2003). Most of these studies focused on the fitness of the parasitoids, mass rearing, and mass release (Nurindah et al., 1993; Marwoto and Supriyatin, 1999; Marwoto and Saleh, 2003), while very limited information are available on the taxonomic distribution and occurrence of those genus in the field. As a tropical country, Indonesia is expected to harbour large numbers of insect species, including trichogrammatids. Unfortunately, the large extent of land use change and pesticide applications may lead to species extinction, including those which have not yet been discovered. Since information on species list, distribution, niche breadth (generalist versus specialist) is very important to support biological control program, studies on the taxonomic distribution and population status of trichogrammatids are crucial.
Salah satu contoh patogen yang menghasilkan metabolit sekunder adalah cendawan, yang diantaranya adalah cendawan Fusarium dan Aspergillus. Pada umumnya senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan kedalam tiga macam yaitu Terpenoid dimana, sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat. Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena. Kedua yaitu fenolik, senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya. Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin. Senyawa yang mengandung nitrogencontohnya alkaloid dan glukosinolat
Tujuan
Tujuan praktikum ini untuk mengamati perkembangan perilaku dan perkembangbiakan parasitoid.
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1 BahanBahan yang digunakan pada praktikum ini menggunakan tiga komponen utama, pertama agen hayati (parasitoid) terdiri dari Trichgramma chiloaceae, Trichogrammatoidea armigera dan Trichogramma cojuangcoi. Kedua, inangnya adalah telur hama . Dan ketiga, yaitu bahan makanan yang terdiri dari jagung giling atau beras giling dicampur dedak dengan perbandingan 1:1. Dan bobot campuran tersebut sebanyak 2,5 ons. Ada juga bahan tambahan lain yaitu gumaraple yang berfungsi untuk menempelkan telur pada media dan tidak berbau. Sedangkan medianya yaitu tabung reaksi dan plat.
2.2 Metode
Pada praktikum ini dilakukan tiga perbandingan perlakuan khususnya pada umur telur inang hama. Umur telur yang digunakan yaitu telur yang berumur 1 hari, telur yang berumur 2 hari dan telur yang berumur 4 hari. Telur hama tersebut dimasukan kedalam tiga tabung reaksi masing – masing setiap tabung sejumlah 100 telur hama dengan umur telur yang berbeda pada setiap tabung. Kemudian pelakuan tersebut dilakukan beberapa 3 ulangan oleh 3 kelompok (satu kelompok satu perlakuan). Setiap kelompok melakukan perbedaan perlakuan yaitu perbedaan parasitoidnya (Trichgramma chiloaceae, Trichogrammatoidea armigera dan Trichogramma cojuangcoi)